Sebagai kebutuhan dasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, makanan adalah salah satu faktor yang paling sering memicu reaksi penyakit alergi.
Ada sebuah pepatah Romawi Kuno yang mengatakan bahwa apa yang menjadi makanan bagi seseorang bisa menjadi racun yang berbahaya bagi orang lain. Hal ini pun berlaku untuk penderita penyakit alergi. Penyebab alergi makanan pada dasarnya memang tidak bisa dipisahkan dari reaksi sistem kekebalan yang berlebihan, terhadap suatu komponen zat di dalam makanan yang sebenarnya tidak berbahaya. Zat tersebut bernama alergen, komponen penyebab alergi yang dapat menimbulkan reaksi walaupun dalam jumlah yang sangat kecil1.
Saat ini diketahui terdapat 160 jenis makanan yang diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi. Anda tentu sering mendengar kan kasus dari orang-orang yang mengalami alergi makanan laut atau pun alergi makanan udang. Hal ini dikarenakan ikan yang menjadi penyebab alergi makanan laut dan golongan hewan crustacea menjadi penyebab alergi makanan udang, kepiting, ataupun lobster merupakan dua dari delapan jenis makanan dimana 90% kasus penyebab alergi makanan berasal dari makanan tersebut. Adapun enam jenis makanan penyebab alergi lainnya adalah susu, telur, kacang-kacangan seperti almond dan walnut, kacang tanah, gandum, dan kacang kedelai2.
Know the reaction
Reaksi alergi pada penderita alergi makanan laut atau pun alergi makanan udang dapat melibatkan gangguan pada kulit, sistem pencernaan, sistem pernapasan, serta sistem kardiovaskular yakni jantung dan peredaran darah. Reaksi yang terjadi dapat bervariasi dalam hal gejala dan intensitas, serta biasanya akan muncul dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi makanan penyebab alergi3,4.
Beberapa reaksi alergi ringan yang dapat timbul setelah mengonsumsi makanan penyebab alergi, antara lain4,5:
• Rasa gatal, bengkak, dan panas di sekitar mulut
• Hidung berair atau tersumbat
• Rasa gatal pada kulit
• Merah dan bengkak pada kulit
• Diare
• Kram dan nyeri pada bagian perut
• Rasa mual dan muntah
• Bersin
• Batuk ringan
Selain gangguan ringan di atas, reaksi penyakit alergi terhadap makanan dapat juga menjadi parah yang apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian seperti4:
• Bengkak pada bibir, lidah, dan/atau tenggorokan
• Kesulitan menelan
• Wajah menjadi pucat dan biru
• Gangguan pernapasan, seperti mengi (napas berbunyi) dan asma (kesulitan bernapas)
• Kehilangan kesadaran
• Nyeri pada dada
• Detak jatung melemah
Sign of Allergies
Untuk mengetahui alergi pada orang dewasa ataupun alergi pada anak terhadap makanan, diperlukan tes khusus yang harus dilakukan oleh dokter spesialis alergi. Diagnosis penyakit alergi makanan biasanya meliputi beberapa tahap, karena tidak ada tes sederhana yang dapat langsung digunakan. Tahap awal mendeteksi alergi pada orang dewasa dan alergi pada anak meliputi pemeriksaan sejarah dan kondisi medis oleh dokter spesialis alergi. Pemerikasaan ini kemudian akan menentukan makanan yang dicurigai dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang dewasa serta alergi pada anak. Hasil pemeriksaan ini kemudian dikonfirmasi dengan tes lanjutan seperti skin prick test, RASTs blood test, oral food challenge, dan elimination diet3,4,6.
• Pada skin prick test, sejumlah kecil makanan yang diduga sebagai pemicu alergi diletakkan di permukaan lengan atau punggung. Bagian kulit tersebut kemudian ditusuk secara perlahan dengan jarum. Apabila terjadi reaksi alergi, akan timbul benjolan kecil yang kulit di sekelilingnya tampak kemerahan dan gatal4,6.
• RASTs blood test melibatkan pengukuran senyawa antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi di dalam darah4,6.
• Pada oral food challenge, makanan yang diduga dapat menyebabkan alergi diberikan pada beberapa tingkatan dosis (dimulai dari dosis yang paling kecil dan ditingkatkan secara bertahap). Reaksi alergi yang biasanya timbul berupa kulit kemerahan dan gatal4,6.
• Pada elimination diet, konsumsi makanan yang diduga dapat menyebabkan alergi akan dihentikan selama 1-2 minggu. Setelah itu, makanan yang sama dapat dikonsumsi kembali. Apabila timbul reaksi, artinya hasil tes alergi terhadap makanan tersebut positif4,6.
Nah, sekarang Anda sudah paham tentang penyebab alergi makanan kan? Untuk mencegah dan mengatasi alergi, cara yang paling mudah adalah dengan menghindari komponen makanan yang mengandung alergen5,7. Namun, jika reaksi alergi sudah terjadi, terdapat beberapa jenis obat yang dapat digunakan. Misalnya, antihistamine bermanfaat untuk mengatasi reaksi alergi ringan seperti gatal dan kemerahan pada kulit, decongestants bermanfaat untuk mengatasi reaksi alergi berupa hidung tersumbat, serta injeksi epinephrine yang diperlukan untuk mengatasi reaksi alergi berat4,6,8.
References:
1. Food Allergy – What Is An Allergic Reaction to Food?. 2010. National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
2. Food Allergies – What You Need to Know. 2010. The U.S. Food and Drug Administration Center for Food Safety and Applied Nutrition.
3. Krause’s Food and Nutrition Therapy: Medical Nutrition Therapy for Food Allergy and Food Intolerance. 2008. Saunders-Elsevier Inc. p 739-763.
4. Food Allergy Research and Education (2013)
5. Food allergy and intolerance. 2012. The Better Health Channel: State Government of Victoria.
6. Mayo Foundation for Medical Education and Research (2013)
7. Allergy UK – British Allergy Foundation (2012)
8. WebMD (2013)