Pernahkah Anda mendengar berita bahwa ada anak yang meninggal karena alergi kacang? Sebenarnya benarkah berita ini, bahwa alergi dapat menyebabkan kematian? Dan bagaimana dengan informasi bahwa pemberian ASI dapat bantu turunkan risiko alergi pada anak? Apakah benar terbukti? Simak artikel ini untuk mengetahui kebenaran berita-berita dan informasi mengenai alergi!
#1 Ayah saya alergi terhadap kacang. Saya pasti juga alergi kacang karena alergi itu menurun.
Sebagian dari pernyataan ini benar, yaitu bahwa alergi itu menurun. Para ahli memang telah menemukan beberapa gen yang diduga berkaitan erat dengan alergi. Data juga menunjukkan bahwa risiko alergi meningkat sekitar 2-4 kali lipat pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan alergi. Risiko alergi diketahui lebih tinggi apabila Ibu atau kedua orang tua memiliki alergi.
Namun, apakah alerginya akan sama? Ternyata tidak! Yang diturunkan hanyalah risiko/kemungkinan alergi, dan bukan jenis alerginya. Artinya, jika orangtua Anda memiliki alergi, Anda memiliki kemungkinan alergi yang lebih tinggi tapi jenis alergi yang dimiliki dapat berbeda antara anak dan orang tua.
#2 Kasus alergi makanan banyak ditemukan, banyak orang yang mengalaminya.
Saat orang mengalami gangguan setelah mengonsumsi suatu makanan tertentu, salah satu yang sering menjadi ‘tertuduh utama’ adalah alergi. Rasanya, tak jarang mendengar seseorang menyatakan bahwa dirinya memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Data memang menunjukkan bahwa sekitar 25% orang merasa bahwa mereka memiliki alergi terhadap suatu makanan tertentu. Faktanya? Penelitian menunjukkan bahwa alergi makanan sesungguhnya hanya dialami oleh 8% anak-anak dan 2% orang dewasa.
Apabila Anda mengalami gangguan setelah mengonsumsi makanan tertentu, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab gangguan yang sebenarnya dan cara penanganan yang tepat. Dugaan alergi terhadap suatu makanan biasanya membuat seseorang menghindari makanan tersebut. Menghindari suatu makanan secara tidak tepat berarti kehilangan kesempatan untuk memperoleh berbagai macam nutrisi yang terkandung di dalam makanan tersebut. Sayang sekali!
#3 Satu gigitan saja masih aman walaupun memiliki alergi makanan.
Salah besar! Reaksi alergi makanan sudah dapat timbul hanya dengan konsumsi sangat sedikit saja makanan penyebab alergi. Tidak ada kaitan yang pasti antara jumlah yang dikonsumsi dengan tingkat keparahan reaksi alergi sehingga di beberapa orang, jumlah sangat sedikit saja sudah dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah. Karena itu, penting bagi penderita alergi makanan untuk rutin membaca label makanan dan menghindari bahan penyebab alergi.
#4 Anak yang dilahirkan dengan operasi caesar memiliki risiko alergi yang lebih tinggi.
Pernyataan ini benar, seperti dibuktikan oleh beberapa penelitian. Salah satunya, para ahli dari Henry Ford Hospital menemukan bahwa anak-anak yang dilahirkan dengan operasi caesar ternyata lebih berisiko memiliki alergi pada umur 2 tahun. Bahkan, risiko alergi ini dapat mencapai 5 kali lipat lebih besar pada mereka yang sering terpapar senyawa penyebab alergi dari lingkungan sekitar (seperti dari hewan dan tungau/kutu). Penelitian lain menunjukkan hasil serupa, yaitu bahwa anak-anak yang dilahirkan dengan operasi caesar ternyata memiliki risiko terkena asma, diare, dan alergi makanan yang lebih tinggi.
Apa penyebabnya? Ternyata, anak-anak yang dilahirkan dengan operasi caesar memiliki komposisi mikroba di usus yang berbeda dengan anak-anak yang dilahirkan secara normal. Hal ini kemudian mempengaruhi sistem kekebalan tubuh mereka sehingga lebih sensitif terhadap senyawa penyebab alergi.
#5 Untuk mengurangi risiko alergi pada anak, salah satu caranya adalah dengan pemberian ASI.
Satu lagi manfaat ASI! Sebuah penelitian di Swedia menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapat ASI eksklusif selama 4 bulan atau lebih ternyata memiliki risiko alergi dan asma pada usia 2 tahun yang lebih rendah. Beberapa penelitian lain menunjukkan hasil serupa, dimana pemberian ASI dapat membantu memberikan efek perlindungan dari alergi di usia dini, termasuk alergi yang berkaitan dengan gangguan kulit dan masalah pernafasan.
#6 Kasus alergi bisa menyebabkan kematian.
Benar! Data di Amerika menunjukkan bahwa kasus kematian akibat alergi makanan mencapai 150-200 kasus per tahunnya. Karena itu, kasus alergi tidak dapat diremehkan. Kasus alergi dapat menyebabkan kematian jika reaksi yang ditimbulkan parah, seperti: sesak nafas, tekanan darah menurun, denyut jantung melemah, dan kehilangan kesadaran. Apabila tidak segera ditangani, hal ini dapat berujung pada kematian. Beberapa jenis alergi yang dapat menimbulkan gejala yang parah ini adalah alergi terhadap kacang tanah, kacang pohon atau tree nuts, ikan, makanan laut, telur, susu, gigitan serangga, karet lateks, dan obat-obatan.
References: